#4 99 Perbedaan Cara Berpikir Orang Biasa Vs Miliarder


#4 99 Perbedaan Cara Berpikir Orang Biasa Vs Miliarder
#4 99 Perbedaan Cara Berpikir Orang Biasa Vs Miliarder


#4
Orang Biasa Percaya Bahwa Uang Adalah Akar Dari Segala Kejahatan
Vs
Miliarder Percaya Bahwa Kemiskinan Adalah Aakar Dari Segala Kejahatan

Suatu agama mengajarkan bahwa mencintai uang adalah akar dari segala kejahatan.kutipan tersebut sering diartikan bahwa uanglah yang menjadi sumber kejahatan. Karena uang, seorang menjadi jahat. Karena uang, seseorang melakukan korupsi. Karena uang pula, seseorang rela mengorbankan sesamanya. Padahal, uang adalah benda mati. Mungkinkah benda mati merubah perilaku seseorang?.
                Kutipan tersebut menyatakan, “mencintai uang’ adalah akar segala kejahatan. Kata “mencintai” adalah kata kerja. Artinya, setiap kata kerja memiliki subjek sebagai pelakunya. Dengan kata lain, “mencintai uang” justru menandakan bahwa manusia sebagai actor utama. Bagaimanapun uang adalah alat tukar dan tidak mungkin menggantikan peranan manusia. Pemeran utamanya adalah manusia. Apakah dengan uang manusia menjadi jahat, ataukah dengan uang manusia menjadi baik, kedua hal tersebut tergantung kepada pemiliknya.
                Seorang miliarder memang meiliki watak ambisius untuk memiliki uang banyak, tapi bukan berarti dia orang jahat. Sebaliknya, orang biasa yang hidup dalam kemiskinan justru berpotensi besar melakukan kejahatan hanya demi mendapatkan uang.
                Coba perhatikan di sekitar anda. Kebiasaan menderma justru dengan mudah dilakukan oleh orang banyak uang. Jangkauan derma oleh miliarder pastilah lebih luas dari derma yang dilakukan orang biasa. Sekarang sudah jadi pengetahuan umum tentang solidaritas social perusahaan. Suatu sector usaha melakukan pertanggungjawaban social melalui program-program corporate social responsibility. Dampak program seperti ini tentu lebih besar dibandingkan derma orang per-orang. Tentu saja Community development (CSR) sangat sulit dilakukan oleh perorangan.
                Sekalipun demikian, memang tidak dapat dipungkiri adanya prilaku miliarder yang bermental uang melebihi sesamanya. Mereka berpikir mementingkan diri sendiri, seperti mapan secara ekonomi, namun perilakunya menghambat  kesejahtraan pekerja, melakukan korupsi, senang mealkukan suap, dan lain sebagainya. Sementara itu, tidak sedikit miliarder yang melakukan derma, memperhatikan kesejahtraan karyawanya, dan sebagainya.
                Uang memang tidak menjamin kebahagiaan batin seseorang. Miliarder-miliarder juga memahami hal ini. Hanya saja, para miliarder ini mengerti bahwa dengan memiliki uang maka hidup akan lebih mudah. Para miliarder ini meyakini bahwa dengan uang mereka dapat melakukan sesuatu yang mereka mau, termasuk berderma.

“para miliarder meyakini bahwa , dengan
Uang, mereka dapat melakukan segala sesuatu yang mereka
Mau, termasuk berderma”
                Berbeda dengan orang biasa yang kebanyakan berupaya membatasi diri dengan berbagai keyakinan yang keliru tentang uang. Satu hal penting yang perlu diingat, menyalahkan uang sebagai factor penyebab berubahnya prilaku manusia menjadi rakus bukanlah hal yang diyakini para miliarder. Keyakinan seperti ini ada pada orang biasa yang takut dan tidak siap untuk menjadi kaya raya.

Dengan menyalahkan uang, orang biasa akan tetap
Beraada dalam upaya bertahan hidup di tengah dunia
Yang kaya raya ini. Sementara, para milarder malah
Terus menjaga keyakinan bahwa kekayaan mereka dapat memenuhi
Seluruh keperluan dan keinginan
Mereka, dan kekayaan itu pulalah yang
Dapat menyebabkan merekan menjadi semakin kaya.

                Jadi, pertanyaannya sederhana saja, apakah anda masih menyalahkan uang sebagai penyebab orang menjadi rakus dan tak bermoral? Jika masih berpikir demikian, yakinlah bahwa anda tidak akan menjadi kaya.

0 comments:

Jangan lupa komen dan share artikel ini ya. thank you

Copyright © 2013 REAL ARTICEL